Time run so fast. Ya ini bener. Ga kerasa gitu gue udah kelas 9. Padahal baru kemaren di MOS~
Kelas 9. Belajar mulu, ulangan mulu, pr mulu. Ya intinya kelas 9 itu 5x lebih melelahkan. Physically, mentally,and emotionally tired of everything.Tapi abis capek-capek kaya gini ntar juga bakal dapet hasil yang memuaskan di Ujian Akhir. Nah, biasanya kan kalo udah capek mau belajar kaya apa juga udah susah masuk ke otak. Makanya kita butuh motivasi dari orang-orang sekitar atau orang-orang yang udah merambah dunia internasional padahal dulunya anak biasa aja. Kalo gue sih selain orangtua sama guru yang motivasi, gue juga dapat motivasi dari putri Maluku yang satu ini.
Namanya Gayatri Wailissa. Anak dari pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang pengrajin kaligrafi dan Nurul Idawaty ini baru berusia 16 tahun tapi sudah menguasai 11 bahasa tanpa les sama sekali. TANPA LES. Bayangkan seorang putri dari Maluku, terlahir di keluarga sederhana dapat merambah ke dunia Internasional hanya berkat kemampuan bahasa. Cita-citanya ingin menjadi diplomat termuda sebelum usia 20 tahun.
Di usianya yang baru 16 tahun ini, Gayatri sudah menjadi duta ASEAN mewakili Indonesia. Bakatnya bukan hanya di bidang bahasa namun di bidang kesenian seperti baca puisi, teater, dan drama. Gayatri juga lihai dalam bermain biola dan menulis. Bahasa yang ia kuasai adalah Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang dan India. Saat ini dia sedang belajar bahasa Russia dan Tagalog.
Menurutnya,belajar bahasa bukan hanya dari kursus melainkan dari hal-hal sederhana seperti mendengarkan lagu atau menonton film asing lalu mecari dan menghafalkan katanya di kamus.
"Saya tidak punya biaya, keluarga saya sedrhana, saya suka dengar lagu dan nonton film asing, rasa penasaran saya akan bahasa membuat saya mencari tahu arti dan bagaimana mengucapkannya, dari buku saya pelajari tata bahasanya, dari film dan lagu saya pelajari pengucapannya, dan dari kamus saya hafalin kosakatanya. Begitulah saya mempelajari bahasa asing.
Perjalanan Gayatri untuk merambah dunia internasional tidaklah mudah. Dimulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dari situ, dia mulai mengikuti seleksi kepribadian hingga intelektual. Dia masuk 10 besar dan akhirnya menjadi duta ASEAN yang mewakili Indonesia untuk anak tahun 2012-2013.
Gayatri mengatakan dirinya ditunjuk untuk menjadi penerjemah ketika peserta forum menyampaikan sesuatu. Dalam forum tersebut, ia juga mendapat gelar doktor oleh peserta forum. Gayatri mendapat tempat terhormat karena kemampuan berbahasanya ini. Menurutnya, kesuksesannya ini tidak lepas dari doa dan dukungan orangtuanya. Ia mengaku bahwa selama ini hanya Wakil Gubernur Maluku yang membantunya saat mewakili Indonesia di Thailand. "Secara nasional, orang mengenal saya sebagai Duta ASEAN untuk anak asal Maluku, dan saya bangga terlahir sebagai putri Maluku, tapi di tempat kelahiran saya, saya tidak dihargai, semua upaya saya untk mengharumkan nama Maluku sama sekali tidak berarti, saya terus bertanya mengapa saya diperlakukan seperti ini? Ketika pemilihan Putri Indonesia, begitu banyak baliho dan pengumuman yang dipasang di seantero Kota Ambon. Namun, betapa kecewannya saya ketika pulang dari Bangkok ke Ambon, hanya ayah dan ibunya yang menjemputnya di Bandara.
"Mungkin menjadi Duta ASEAN untuk anak ini bukan menjadi sesuatu yang penting bagi pemerintah kita."keluhnya.
Dia mengungkapkan, sebelum ke Thailand, dia dan sang ibu pernah menemui Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. Dia meminta agar diberikan beasiswa serta percepatann ujian bagi dirinya. Namun Gubernur menjawab, "soal beasiswa lihat saja di internet."
Keinginannya ditolak. Namun, hal itu bukan menjadi rintanggan baginya. "Life must go on, hidup harus terus berjalan." Katanya.
"Saya sadari mungkin pemerintah kita punya banyak kesibukan selain memberi perhatian pada anak-anak seperti saya, saya tidak akan patah semangat karena hidup saya masih panjang ke depan." Tegas putri kedua dari tiga bersaudara ini. Toh, kata Gayatri, dia sudah ditawari begitu banyak kesempatan. Mulai dari melanjutkan perguruan tinggi ternama di Indonesia, bahkan sampai tawaran sekolah diplomat di Sydney, Australia. Kendalanya dia hanya tidak bisa mempercepat kelulusan. Kini Gayatri masi menjalani pendidikan di SMA Siwalima, SMA unggulan di Maluku. Banyak rintangan yang ia hadapi. Namun prinsipnya "Berpikirlah dan berbuatlah di luar kotak, jika masi berpikir di dalam kotak pasti akan terbentur empat sisi kotak, tak akan bisa ke mana-mana, tapi jika bisa berpikir out of box, kita akan menjadi manusia merdeka yang mampu berpikiir merdeka." tegasnya. Gayatri akan terus mendorong anak-anak Maluku untuk terus belajar dan mengembangkan bakat.
Prestasi Gayatri:
-juara 1 kompetisi cerita rakyat 2006
-juara bertutur kanak-kanak 2007
-juara 2 lmba cerpen nasional 2008
-juara 1 lomba cipta puisi
-juara 3 lomba baca puisi 2009
-juara 3 lomba baca puisi provinsi 2009
-juara 1 debat konsep pembangunan daerah 2010
-juara 2 karya tarian kreasi baru 2010
-juara peragaan busana fashion putri daerah 2011
-juara 1 lomba pidati dalam hari Anak Nasional 2011
-juara 2 lomba karya ilmiah Sains Terapan 2012
-juara 2 medali perunggu olimpiade Sains Astronomi 2012
-juara karya tulis sastra nasional 2012
-juara 1 lomba pidato remaja Hari Kebangkitan Nasional 2012
-juara essay nasional "Hari Perdamaian Dunia" 2012
Kegiatan Organisasi:
-Pimpinan Redaksi Majalah Anak ( Suara Anak Maluku)
-Pengurus Forum Anak Maluku
-Ketua Forum Perdamaian (KAPATA DAMAI)
-Penerjemah bahasa
-Pramuwisata
-Penulis Sastra (puisi, prosa, novel)
-Instruktur klub Teater
-Penyiar radio swasta-siaran anak
-reporter/presenter/host-icon clip film documenter
Nah, itu tadi perjalanan singkat Gayatri yang pasti masih akan terus bertambah. Kenapa gue memilih Gayatri sebagai salah satu pacuan gue belajar? Jujur aja. Gue pengen bisa jago bahasa kaya dia. Ga muluk-muluk deh cukup Inggris, Jerma, Perancis gue udah senng banget hehe :D
Terimakasih, Thankyou, Danke, Merci....